Socrates, Plato, Aristoteles Sebagai Tokoh Filsafat Dunia

Socrates, Plato, Aristoteles Sebagai Tokoh Filsafat Dunia | Pembahasan kali ini ilmukata akan mengunkap habis mengenai ketiga tokoh di atas kaitannya dengan teori filsafat. Filsafat pada dasarnya adalah berpikir yang paling mendalam terhadap sesuatu hal. Pengkaji filsafat sangat erat dengan pertanyaan apa, mengapa, bagaimana, siapa, dimana, barberapa? Mungkin itu pengantar dari admin ilmukata yang bisa disampaikan. Selanjutnya kita akan membahas mengenai Socrates, Plato, Aristoteles Sebagai Tokoh Filsafat Dunia, namun sebelum itu perlu pemehaman mengenai Munculnya Filsafat.

Muculnya Filasafat

Filasafat muncul di barat sejak abad ke 7 S.M. filasafat muncul ketika orang-orang mulai memikirkan dan berdiskusi akan keadaan alam, dunia, dan lingkungan di sekitar mereka sekaligus polapikir mereka tidak menggantungkan diri kepada agama lagi untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini. Mungkin banyak yang bertanya-tanya mengapa filsafat muncul di Yunani dan bukan di daerah lain? Jawabannya sederhana, di Yunani tidak seperti di daerah lain-lainnya, tidak ada kasta pendeta sehingga secara intelektual orang lebih bebas. Filsuf-filsuf Yunani yang terbesar tentu tak asing ditelinga kita yaitu Sokrates, Plato dan Aristoteles. Socrates adalah guru Plato sedangkan Aristoteles adalah murid Plato.

Sebelum Socrates, ada juga sekelompok orang yang menamakan diri mereka sebagai kelompok sofis yaitu kelompok para cendikiawan. Kelompok ini menjadikan pandangan dan persepsi manusia sebagai suatu hakikat kebenaran, tapi karena kelompok ini sering keliru dalam memberikan argumen-argumennya maka lambat laun istilah sofis keluar dari arti aslinya dan berubah menjadi seseorang yang menggunakan argumen-argumen yang keliru atau paralogisme.

Setelah masa kejayaan Romawi dan persia memudar, penggunaan istilah filsafat berikutnya mendapat perhatian besar dari kaum muslimin di arab. Kata falsafah (hikmah) atau filsafat kemudian mereka sesuaikan dengan perbendaharaan kata dalam bahasa Arab. Kata filsafat dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari bahasa Arab Falsafah yang juga diambil dari bahasa Yunani “philosophia”. Dalam bahasa ini, kata ini merupakan kata majemuk dan berasal dari kata-kata philos yang berarti persahabatan, cinta sedangkan Sophia berarti kebijaksanaan. Sehingga arti harafiahnya adalah seorang “pencinta kebijaksanaan”.

Seperti pembahasan di atas bahwa filsuf-filsuf Yunani yang terbesar tentu saja ialah Sokrates, Plato dan Aristoteles. Sokrates adalah guru Plato sedangkan Aristoteles adalah murid Plato. Selanjutnya akan dijabarkan mengenai tokoh tersebut.

Socrates
Socrates, Plato, Aristoteles Filsafat Dunia
 (Sumber gambar: www.biographyonline.net)

Socrates lahir di Athena 470 S.M – 399 S.M, dia bukan keturunan bangsawan atau orang berkedudukan tinggi. Melainkan anak dari seorang pemahat bernama Sophroniscus dan ibunya seorang bidan bernama Phaenarete. Socrates mempunyai kepribadian yang sabar, rendah hati, yang selalu menyatakan dirinya bodoh. Badannya tidak gagah sebagi biasanya sebagai penduduk Athena. Meskipun dia orang yang berilmu, tapi dia dalam memilih orang yang jadi istri bukan dari golongan orang baik-baik dan pandai.

Masa Socrates bertepatan dengan masa kaum sofis. Karena itu pokok pembahasan filsafat Socrates hampir sama dengan pokok pembahasan kaum sofis. Sebab itu ada orang yang memasukkan Socrates kedalam golongan kaum sofis. Tetapi ini tidak benar adanya, karena ada perbedaan yang nyata antara pendapat Socrates dan pendapat kaum sofis itu. Tetapi dengan sekuat tenaga Socrates menentang ajaran para sofis. Ia membela yang benar dan yang baik sebagai nilai obyektif yang harus diterima dan dijunjung tinggi oleh semua orang. Dalam sejarah umat manusia, Socrates merupakan contoh istimewa dan selaku filosof yang jujur juga berani.

Ajaran bahwa semua kebenaran itu relatif telah menggoyahkan teori – teori sains yang telah mapan, mengguncangkan keyakinan agama. Ini menyebabkan kebingungan dan kekacauan dalam kehidupan. Inilah sebabnya Socrates harus bangkit.

Langkah selanjutnya untuk memahami aliran filsafat Socrates dibuatlah sebuah definisi. Dengan definisi itu Socrates dapat membuktikan kepada orang sofis bahwa pengetahuan yang umum ada, yaitu definisi itu. Suatu ketika Sokrates ingin membuat definisi mengenai kursi pertanyaanya adalah “Apakah kursi itu?” caranya adalah kita memeriksa seluruh kursi yang ada didunia ini. Kita menemukan kursi hakim ada tempat duduk dan sandaran, kakinya empat, dari bahan jati. Lihat kursi malas, ada tempat duduk dan sandaran, kakinya dua, dari besi anti karat, begitulah seterusnya. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa setiap kursi itu selalu ada tempat duduk dan sandaran. Kedua ciri ini terdapat pada semua kursi. Sedangkan ciri yang lain tidak dimiliki semua kursi. Maka, semua orang akan sepakat bahwa kursi adalah tempat duduk yang bersandaran.

Orang sofis kalap, lalu menuduh Socrates merusak mental pemuda dan menolak Tuhan. Socrates diadili oleh hakim Athena. Ia dijatuhi hukuman mati. Seandainya Socrates memilih hukuman dibuang keluar kota, tentu hukuman itu diterima oleh hakim tersebut. Namun, Socrates tidak mau meninggalkan kota asalnya.

Satu bulan lamanya Socrates tinggal di dalam penjara, suatu ketika sambil bercakap-cakap dengan para sahabatnya, salah seorang diantara sahabatnya mengusulkan supaya Socrates melarikan diri, tetapi Socrates menolak. Dan pada waktu senja, dengan tenang Socrates meminum racun disaksikan dan dikelilingi oleh para sahabatnya. Sekalipun Socrates mati, ajarannya tersebar justru dengan cepat karena kematiannya itu. Orang mulai mempercayai adanya kebenaran umum. 


Plato
Socrates, Plato, Aristoteles Filsafat Dunia
 (Sumber gambar: www.ancientgreece.com)

Plato dilahirkan di Atena pada tahun 427 S.M. dan meninggal disana pada tahun 347 S.M. dalam usia 80 tahun. Ia bercita-cita sejak muda untuk menjadi negarawan. Tetapi perkem-bangan politik ketika itu tidak memberikan kesempatan padanya untuk mengikuti jalan hidup yang diingininya itu.

Nama awalnya ialah Aristokles sedangkan Nama Plato diberikan oleh gurunya. Ia memperoleh nama itu berhubung dengan bahunya yang lebar. Sepadan dengan badannya yang tinggi dan tegap raut mukanya. Potongan tubuhnya serta parasnya yang bersesuaian khas dengan ciptaan klasik. Bagus dan harmoni meliputi seluruh perawakannya. Dalam tubuh yang besar dan sehat itu bersarang pula pikiran yang dalam dan menembus. Pandangan matanya menunjuk seolah-olah ia mau mengisi dunia yang lahir ini dengan cita-citanya. Pelajaran yang diperolehnya dimasa kecil, selain dari pelajaran umum ialah menggambar dan melukis disambung dengan belajar musik dan puisi.

Sebelum dewasa, ia sudah pandai membuat karangan yang bersajak. Plato juga mendapat didikan dari guru-guru filosofinya. Sayangnya, hanya ajaran Sokrates yang menarik hati Plato. Sejak berumur 20 tahun Plato mengikuti pelajaran Sokrates. Pelajaran itulah yang memberi kepuasan baginya. Pengaruh Sokrates makin hari makin mendalam padanya. Ia menjadi murid Sokrates yang setia. Sampai pada akhir hidupnya Sokrates tetap menjadi pujaannya. Sokrates digambarkannya sebagai juru bahasa isi hati rakyat di Atena yang tertindas karena kekuasaan yang saling berganti.

Plato mempunyai kedudukan yang istimewa sebagai seorang filosof. Ia pandai menyatukan puisi dan ilmu, seni dan filosofi. Pandangan yang dalam dan abstrak sekalipun dapat dilukiskannya dengan gaya bahasa yang indah.

Pemikiran yang dicetuskan Plato, Intisari dari pada filosofi Plato ialah pendapatnya tentang idea. Hal itu adalah suatu ajaran yang sangat sulit memahamkannya. Salah satu penyebabnya ialah karena idea selalu berkembang. Bermula idea itu dikemukakan sebagai teori logika. Kemudian meluas menjadi pandangan hidup, menjadi dasar umum bagi ilmu dan politik sosial dan mencakup pandangan agama. Berlakunya idea itu tidak bergantung kepada pandangan dan pendapat orang banyak. Idea timbul semata-mata karena kecerdasan berfikir. Pengertian (definisi) yang dicari dengan pikiran ialah idea. Idea pada hakikatnya sudah ada, tinggal mencarinya saja.

Buku-buku yang ditulisnya antara lain Apologie, Kriton, Ion, Protagoras, Laches, Politeia Buku I, Lysis, Charmides dan Euthyphron. Dalam seluruh dialog itu Plato berpegang pada pendirian gurunya Sokrates. Dalam buku-buku itu tidak terdapat buah pikiran Plato yang timbul kemudian yang menjadi corak filosofinya.
Tulisannya yang terkenal dari Plato dan tersohor sepanjang masa ialah Phaidros, Symposion, Phaidon dan Politeia Buku II-X. Ajaran tentang idea menjadi pokok pikiran Plato dan menjadi dasar bagi teori penge-tahuan, metafisika, fisika, psikologi, etik, politik, dan estetika.

Plato manusia yang sederhana. Tatkala seorang muridnya merayakan pernikahan, Plato yang sudah berumur 80 tahun datang pada malam perjamuan itu. Ia turut riang dan gembira. Setelah agak larut malam, ia mengundurkan diri. Dalam sudut rumah yang sepi, disana ia tertidur dan tidur untuk selama-lamanya dengan tiada bangkit lagi. Esok harinya seluruh Atena mengantarkannya ke kubur. Plato tidak pernah menikah dan tidak punya anak.

Setelah kematian Plato, banyak filosof yang menulis tentang dirinya. Diantaranya ada yang berpendapat “Plato pandai berbuat. Ia dapat belajar dan mengajar seperti Sokrates. Ia pandai mendidik pemuda yang ingin belajar. Ia mampu memikat hati dan perhatian murid serta sahabatnya. Murid dan sahabatnya begitu sayang kepadanya. Platopun sayang kepada mereka. Plato di mata muridnya adalah sahabat, guru dan penuntun. 


Aristoteles

Socrates, Plato, Aristoteles Filsafat Dunia
 (Sumber gambar: upload.wikimedia.org)


Aristoteles dilahirkan di kota Stagira, Macedonia 384 SM. Ayahnya seorang ahli fisika. Pada umur 17 tahun Aristoteles pergi ke Athena belajar di Akademi Plato. Dia menetap di sana selama 20 tahun hingga tak lama Plato meninggal dunia.

Hasil murni karya Aristoteles jumlahnya mencengangkan. Daftar kuno mencatat tidak kurang dari seratus tujuh puluh buku hasil ciptaannya. Bahkan bukan sekedar banyaknya jumlah judul buku saja yang mengagumkan, melainkan luas daya jangkauan peradaban yang menjadi bahan renungannya juga hebat. Aristoteles menulis tentang astronomi, zoologi, embryologi, geografi, geologi, fisika, anatomi, physiologi, dan hampir tiap karyanya dikenal di masa Yunani purba. Dia filosof orisinal. Dia juga menulis tentang etika dan metafisika, psikologi, ekonomi, teologi, politik, retorika, keindahan, pendidikan, puisi, adat-istiadat orang terbelakang dan konstitusi Athena.

Rahasia kesuksesannya berkat sifat logis dari cara berfikir Aristoteles yang memungkinkannya mampu mempersembahkan begitu banyak bidang ilmu. Dia punya bakat mengatur cara berfikir, merumuskan kaidah dan jenis-jenisnya yang kemudian jadi dasar berpikir di banyak bidang ilmu pengetahuan.
Aristoteles tak pernah kejeblos ke dalam rawa-rawa mistik ataupun ekstrim. Aristoteles senantiasa bersiteguh mengutarakan pendapat-pendapat praktis. Sudah barang tentu manusia namanya, dia juga pernah berbuat kesalahan.

Misalnya, dia mendukung perbudakan karena dianggapnya sejalan dengan garis hukum alam. Dan dia percaya kerendahan martabat wanita daripada laki-laki. Namun ke-dua ide ini tentu saja mencerminkan pandangan yang berlaku pada jaman itu.

Tetapi, tak kurang pula banyaknya buah pikiran Aristoteles yang mencengangkan, diantaranya Istilah-istilah ciptaan Aristoteles yang masih dipakai sampai sekarang seperti Informasi, relasi, energi, kuantitas, kualitas, individu, substansi, materi, esensi. Dia jugalah yang mengatakan bahwa manusia adalah “mahluk sosial”. Inilah orang pertama di dunia yang dapat membuktikan bahwa bumi bulat. Pembuktian yang dilakukannya dengan jalan melihat gerhana. Sepuluh jenis kata yang dikenal orang saat ini seperti kata kerja, kata benda, kata sifat dan sebagainya merupakan pembagian kata hasil pemikirannya.

Pada tahun 342 SM Aristoteles pulang kembali ke Macedonia, menjadi guru seorang anak raja umur 13 tahun yang kemudian dalam sejarah terkenal dengan Alexander Yang Agung. sesudah Alexander naik tahta kerajaan, Aristoteles kembali ke Athena dan membuka sekolahnya sendiri.

Selama Alexander Yang Agung memerintah, ia jarang meminta nasehat kepada Aristoteles, tetapi hubungan dengan Aristoteles tetap berjalan. Bahkan Alexander berbaik hati menyediakan dana buat Aristoteles untuk melakukan penyelidikan ilmiah. Mungkin ini merupakan contoh pertama dalam sejarah seorang ilmuwan menerima jumlah dana besar dari pemerintah untuk maksud-maksud penyelidikan dan sekaligus merupakan cikal bakal pendanaan dari pemerintah yang berlangsung sampai sekarang. Walau begitu, pertaliannya dengan Alexander mengandung berbagai bahaya. Aristoteles menolak secara prinsipil cara kediktatoran Alexander dan tatkala si penakluk Alexander menghukum mati sepupu Aristoteles dengan tuduhan menghianat. Alexanderpun punya pikiran untuk membunuh Aristoteles.

Sampai ketika Alexander meninggal tahun 323 SM. Ketika itu golongan anti-Macedonia memegang tampuk kekuasaan di Athena dan Aristoteles pun didakwa kurang ajar kepada dewa. Aristoteles takut di bunuh orang yunani yang membenci pengikut Alexander. Aristoteles akhirnya melarikan diri. Aristoteles, teringat nasib yang menimpa Socrates. Lantas ia lari meninggalkan kota sambil berkata “Aku tidak akan memberi kesempatan kedua kali kepada orang-orang Athena berbuat dosa terhadap para filosof”.

Tapi ajal memang tak mengenal tempat. Mau bersembunyi kemanapun, kalau ajal sudah tiba tidak ada yang bisa menolak. Demikian juga dengan tokoh ini, satu tahun setelah pelariannya, tepatnya pada tahun 322 SM, pada usia 62 tahun ia meninggal juga di kota, Chalcis Yunani. Semoga Atikel dengan judul Sokrates, Plato, Aristoteles Sebagai Tokoh Filsafat Dunia yang merupakan kutipan tidak langsung dari materi perkuliahan Filsafat Pancasila yang disampaikan bapak Agus Prasetyo, S.Pd ini dapat bermanfaat.

0 Response to "Socrates, Plato, Aristoteles Sebagai Tokoh Filsafat Dunia"

Posting Komentar