PTK Strategi Active Debate Variasi

Penggunaan Strategi Active Debate Variasi Untuk Menumbuhkan Sikap Menghargai Pendapat Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewagranegaraan Materi Demokrasi Pada Siswa 
SMK Kelas XI

Strategi Active Debate
Sumber Gambar: sragenkab.go.id


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sikap menghargai pendapat dikalangan peserta didik sulit ditumbuhkan dengan baik. Hal ini terjadi karena kurangnya keteladanan yang diberikan pemimpin dalam rapat-rapatnya. Banyak dijumpai anggota DPR yang tidur atau bertindak arogan ketika rapat berlangsung. Oleh karena itu, perlu adanya solusi yang tepat agar sikap menghargai pendapat dapat tumbuhkan di kalangan generasi penerus bangsa, salah satunya melalui pendidikan di sekolah.
Pendidikan di sekolah merupakan bagian yang penting dalam menentukan masa depan suatu bangsa. Nilai-nilai tentang karekteristik bangsa diajarkan dalam pendidikan di sekolah. Tercapainya kualitas pendidikan yang baik dipengaruhi oleh kualitas pembelajaran di kelas.
Pembelajaran di kelas haruslah bertujuan untuk menumbuhkan karakter bagi peserta didik. Penumbuhan sikap menghargai pendapat dapat dilakukan melalui penggunaan strategi pembelajaran yang tepat.
Strategi pembelajaran Active Debate merupakan strategi yang menggunakan diskusi sebagai media utamanya. Penggunaan diskusi sebagai media utama akan membuat siswa berinteraksi dengan siswa lainya. Bentuk interaksinya dengan siswa mengemukakan pendapat. Namun diskusi yang dilakukan dalam strategi Active Debate hanya didominasi oleh beberapa orang siswa saja. Oleh karena itu, agar strategi ini lebih efektif perlu dibuat bervariasi, yaitu dengan penggantian juru bicara dalam setiap perdebatan yang terjadi. Dengan demikian, guru dapat mengajarkan cara-cara yang baik dalam menyikapi perbedaan pendapat yang terjadi, termasuk sikap menghargai perbedaan pendapat antara siswa secara merata dalam berdiskusi.

B. Rumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan bagian penting yang harus ada dalam penulisan suatu karya ilmiah. Adanya permasalahan yang jelas maka proses pemecahannya akan terarah dan terfokus. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan, yaitu: Bagaimana penggunaan strategi Active Debate Variasi dalam menumbuhkan sikap menghargai pendapat dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan materi demokrasi pada siswa SMK kelas XI?

C. Tujuan

Tujuan penelitian merupakan titik pijak untuk aktivitas yang akan dilaksanakan, sehingga perlu dirumuskan secara jelas. Penelitian ini perlu adanya tujuan yang berfungsi sebagai acuan pokok terhadap masalah yang diteliti, sehingga peneliti dapat bekerja dengan terarah dalam mencari data sampai pada langkah pemecahan masalahnya. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penggunaan strategi Active Debate Variasi dalam menumbuhkan sikap menghargai pendapat dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan materi demokrasi pada siswa SMK kelas XI.

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Kajian mengenai Strategi Active Debate Variasi

1. Pengertian Strategi

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menegah dinyatakan bahwa “Strategi adalah pendekatan menyeluruh yang berupa padoman umum dan kerangka kegiatan untuk mencapai suatu tujuan dan biasanya dijabarkan dari pandangan falsafah atau teori tertentu”. Sementara itu, Darmawan (2011:696) menyatakan bahwa “strategi adalah ilmu siasat perang; muslihat untuk mencapai sesuatu”.

2. Pengertian Strategi Active Debate

Widodo (2009) mengemukakan bahwa Debat adalah metode pembelajaran dengan menggunakan dua kelompok yang bersebrangan pandangan. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa Active Debate adalah strategi pembelajaran yang menggunakan metode diskusi dan dilakukan oleh dua kelompok yang bersebrangan pandangan mengenai permasalahan tertentu.

3. Manfaat Penerapan Strategi Active Debate

Widodo (2009) menyatakan bahwa penggunaan metode Debat dapat melatih siswa dalam mengemukakan pendapat serta bertanggung jawab atas pendapatnya. Sementra itu, Maryati (2012:14-15) mengemukakan bahwa manfaat metode Active Debate, yaitu:
a. Mendorong perenungan siswa, terutama kalau siswa diharapkan mempertahankan pendapat yang bertentangan dengan keyakinannya.
b. Mengaktifkan siswa dalam pembelajaran.
c. Mendorong siswa untuk berpikir kritis.

4. Kelemahan Strategi Active Debate

Menurut Tarigan (2008:53), kelemahan penerapan metode Debat yaitu:
a. Kegagalan memahami masalah.
b. Kesalah pahaman terhadap makna-makna setiap kata orang lain.
c. Perselisihan antara kelompok yang berdiskusi.
d. Dapat memicu kemarahan siswa.
e. Memerlukan waktu yang lama dalam penerapannya.

5. Kelebihan Strategi Active Debate

Nurchabibah (2011:20-23) mengemukakan bahwa strategi Debat Aktif mempunyai kelebihan-kelebihan yaitu:
a. Menstimulasi diskusi kelas.
b. Melatih siswa dalam memecahkan masalah melalui diskusi.
c. Melatih siswa dalam mengemukakan pendapat.

6. Langkah-langkah Penerapan Strategi Active Debate Variasi

Maryati (2012:15-16) menjelaskan bahwa prosedur pembelajaran Active Debate (Debat Aktif) adalah sebagai berikut:
a. Kembangkan sebuah pernyataan kontroversial yang berkaitan dengan materi perkuliahan, misalnya "Tidak ada keharusan mendirikan negara Islam".
b. Bagilah kelas menjadi dua tim, yakni kelompok "pro" dan "kontra".
c. Berikutnya, buatlah dua hingga empat subkelompok dalam masing¬-masing kelompok debat. Setiap subkelompok diminta untuk mengembangkan argumen yang mendukung masing-masing posisi atau menyiapkan urutan daftar argumen yang bisa mereka diskusikan dan seleksi. Pada akhir diskusi, setiap subkelompok memilih seorang juru bicara.
d. Siapkan dua hingga empat kursi untuk para juru bicara pada keleompok "pro" dg jumlah kursi yang sama untuk kelompok "kontra”. Siswa lainnya duduk di belakang para juru bicara. Mulailah perdebatan dengan para juru bicara mempresentasikan pandangan mereka. Proses ini disebut argumen pembuka.
e. Setelah mendengarkan argumen pembuka, hentikan perdebatan, dan kembali ke subkelompok. Setiap subkelompok mempersiapkan argumen untuk menyanggah argumen pembuka dari kelompok ¬lawan. Setiap subkelompok memilih juru bicara yang baru (yang belum pernah bertindak sebagai juru bicara).
f. Lanjutkan kembali perdebatan. Juru bicara yang saling berhadapan diminta untuk memberikan sanggahan argumen. Ketika perdebatan berlangsung, peserta lainnya didorong untuk memberikan catatan yang berisi usulan argumen atau bantahan. Mintalah mereka untuk bersorak atau bertepuk tangan untuk masing-masing argumen dari para wakil kelompok.
g. Pada saat yang tepat akhiri perdebatan. Tidak perlu menentukan kelompok mana yang menang. Kemudian, buatlah kelas dengan posisi melingkar. Pastikan bahwa kelas terintegrasi. Untuk itu, mereka diminta duduk berdampingan dengan mereka yang berada di kelompok lawan. Diskusikan tentang sesuatu yang dapat dipelajari siswa dari pengalaman perdebatan tersebut. Mintalah siswa untuk mengidentifikasi argumen yang paling baik menurut mereka.
Silberman (2008:129) menyatakan bahwa strategi Active Debate dapat dibuat bervariasi yaitu dengan:
a. Tambahkan satu atau lebih kursi-kursi kosong pada tim-tim debat itu. Izinkan para peserta didik menempati kursi-kursi kosong ini kapanpun mereka inginkan untuk ikut perdebatan.
b. Mulailah kegiatan itu segera dengan argumen-argumen pembuka dari perdebatan itu. Lanjutkan dengan sebuah perdebatan konvensional, namun dengan sering memutar para juru debat.

B. Kajian mengenai Sikap Menghargai Pendapat

1. Pengertian Sikap
Jenny (2012) menyatakan bahwa “sikap adalah keadaan diri dalam manusia yang menggerakkan untuk bertindak atau berbuat dalam kegiatan sosial dengan perasaan tertentu di dalam menanggapi obyek situasi atau kondisi di lingkungan sekitarnya”. Sementara itu, Suparyanto (2012) menyatakan bahwa sikap merupakan “pendapat, keyakinan seseorang mengenai objek atau situasi yang relatif ajeg, yang disertai adanya perasaan tertentu dan memberikan dasar kepada orang tersebut untuk membuat respon dalam cara yang tertentu yang dipilihnya”.

2. Tingkatan-tingkatan Sikap

Suparyanto (2012) menyatakan bahwa sikap terdiri dari beberapa tingkatan yakni:
a. Menerima (receiving). Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).
b. Merespon (responding). Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang di berikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti bahwa orang menerima ide tersebut.
c. Menghargai (valuing). Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
d. Bertanggung jawab (responsible). Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.

3. Macam-macam Sikap

Soekamto (1982:111) menjelaskan bahwa sikap dibedakan menjadi beberapa macam yaitu:
a. Sikap sosial. Sikap sosial dinyatakan oleh cara-cara kegiatan yang sama dan berulang-ulang terhadap obyek sosial. Sikap sosial menyebabkan terjadinya cara-cara tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang terhadap suatu obyek sosial, dan biasanya sikap sosial itu dinyatakan tidak hanya oleh seorang saja, tetapi juga oleh orang-orang lain yang sekelompok atau semasyarakat.
b. Sikap individual. Sikap individual adalah sikap yang khusus yang terdapat pada satu-satu orang terhadap obyek-obyek yang menjadi perhatian orang-orang yang bersangkutan saja.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap

Arianto (2008) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi sikap seseorang yaitu:
a. Pengalaman pribadi.
b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting.
c. Pengaruh kebudayaan.
d. Pengaruh media massa.
e. Lembaga pendidikan dan lembaga agama.
f. Pengaruh faktor emosional.

5. Pengertian Menghargai

Aprilia (2012) menyatakan bahwa “Menghargai adalah suatu sikap memberi terhadap suatu nilai yang diterima oleh manusia”. Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa menghargai adalah suatu sikap memberikan penilaian terhadap sesuatu yang diberikan orang lain.

6. Pengertian Sikap Menghargai Pendapat

Delta (2011) meyatakan bahwa pendapat adalah “Suatu yang diajukan dari buah berfikir atau hasil rujukan yang sifatnya boleh diterima, ditolak atau dibantah”. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa sikap menghargai pendapat adalah pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk menilai pendapat yang diberikan.

7. Bentuk-bentuk Sikap Menghargai Pendapat

Nadya (2012) menyatakan bahwa cara menghargai pendapat orang lain dalam diskusi adalah:
a. Kesediaan untuk mendengarkan pendapat orang lain.
b. Menyampaikan ketidaksetujuan atas pendapat orang lain secara elegan dan sopan.
c. Tidak memotong pembicaraan orang lain.

8. Indikator Sikap Menghargai Pendapat

Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa indikator sikap menghargai pendapat adalah sebagai berikut:
a. Kesediaan untuk mendengarkan pendapat orang lain.
b. Menyampaikan ketidaksetujuan atas pendapat orang lain secara elegan dan sopan.
c. Tidak memotong pembicaraan orang lain.

C. Kajian mengenai Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

1. Pengertian Pembelajaran

Sagala (2011:61) menyatakan bahwa “Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid”. Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa “Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi antara pendidik dengan peserta didik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

2. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan

Azra (2012) menyatakan bahwa “Pendidikan Kewarganegaraan adalah pendidikan yang mengkaji dan membahas tentang pemerintahan, konstitusi, lembaga-lembaga demokrasi, rule of law, HAM, hak dan kewajiban warganegara serta proses demokrasi”.

3. Pengertian Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah interakasi yang terjadi antara pendidik dengan peserta didik yang di dalamnya terkandung upaya sosialisasi, diseminasi, aktualisasi konsep, sistem, nilai, dan budaya demokrasi.

4. Tujuan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

Wijianto (2009:232) menyatakan bahwa mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
a. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan.
b. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti-korupsi.
c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.
d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

D. Kajian mengenai Demokrasi

1. Pengertian Demokrasi

Handoyo (2009:144) menyatakan bahwa “demokrasi adalah paham yang menghendaki adanya keikut sertaan rakyat atau warganegara dalam aktifitas penyelenggaraan kehidupan ketatanegaraan”. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa demokrasi adalah suatu paham yang menekankan pada kedaulatan rakyat dalam suatu pemerintahan.

2. Bentuk-bentuk Demokrasi

Menurut Tim Penyusun Modul MGMP PKn SMK Kabupaten Klaten (2012:21-22) bentuk-bentuk demokrasi adalah sebagai berikut:
a. Berdasarkan penyaluran kehendak rakyat. Dilihat dari penyeluran kehendak rakyat demokrasi dibagi menjadi:
1) Demokrasi langsung, yaitu paham demokrasi yang mengikutsertakan setiap warganegara dalam permusyawatan untuk menentukan kebijakan umum negara atau undang-undang secara langsung.
2) Demokrasi tidak langsung, yaitu paham demokrasi yang dilaksanakan melalui sistem perwakilan.
b. Berdasarkan ideologi. Dilihat dari ideologi demokrasi dibagi menjadi:
1) Demokrasi liberal, yaitu demokrasi yang didasarkan pada kebebasan individu.
2) Demokrasi konstitusional, yaitu demokrasi yang didasarkan atau dibatasi oleh konstitusi atau Undang-Undang Dasar.
3) Demokrasi rakyat atau demokrasi proletar, yaitu demokrasi yang didasarkan pada paham marxisme dan komunisme.
c. Berdasarkan titik perhatiannya. Dilihat dari titik perhatiannya demokrasi dibagi menjadi:
1) Demokrasi formal, yaitu suatu sistem politik demokrasi yang menjunjung tinggi persamaan dalam bidang politik tanpa disertai upaya untuk mengurangi atau menghilangkan kesenjangan dalam bidang ekonomi.
2) Demokasi material, yaitu sistem demokasi yang dititik beratkan pada upaya-upaya menghilangkan perbedaan dalam bidang ekonomi, sedangkan persamaan dalam bidang politik kurang diperhatikan.
3) Demokrasi gabungan, yaitu sistem politik demokrasi yang mempengaruhi kebaikan serta membuang keburukan dari bentuk demokrasi formal dan demokrasi material.
3. Prinsip-prinsip Demokrasi
Cipto, et al (dalam Tim Nasional Dosen Pendidikan Kewarganegaraan, 2010:126-129) menyebutkan nilai-nilai demokrasi, yaitu:
1) Kebebasan menyatakan pendapat.
2) Kebebasan berkelompok.
3) Kebebasan berpartisipasi.
4) Kesetaraan antar warganegara.
5) Rasa percaya (trust).
6) Kerjasama.

4. Kelemahan Sistem Demokrasi

Menurut Dubay (2009), kelemahan-kelemahan dalam sistem demokrasi adalah: Pertama, demokrasi berdasar terhadap anggapan bahwa manusia semua sama atau sederajat, karena mereka akrab dan memiliki hal serupa didalam mental, spiritual dan kualitas moral. Akan tetapi para pengkritik demokrasi membantah bahwa anggapan tersebut. Manusia tampak sangat berbeda didalam berbagai hal, seperti stamina moral, dan kapasitas untuk belajar dengan berlatih dan pengalaman. Kedua, pemerintahan oleh mayoritas merupakan peraturan yang dipegang oleh manusia biasa, dimana secara umum tidak intelligent, memiliki opini yang tak terkontrol dan bertindak emosional tanpa alasan, berpengetahuan terbatas, kekurangan waktu luang yang diperlukan untuk perolehan dalam memahami informasi, dan curiga atas kecakapan yang dimiliki oleh orang lain. Oleh karena itu, demokrasi adalah lemah didalam kualitas. Ketiga, dalam demokrasi yang memerintah adalah publik, sedangkan publik atau kelompok seringkali beraksi dengan cara mencolok. Tindakan rakyat seringkali bersifat menuruti kata hati dan dengan mudah terpengaruh atas saran dari kelompok lainnya. Publik seringkali bertindak anarkis atas nama kebebasan. Hal yang tidak terpuji, dimana pemimpin politik memanfaatkan psikologis rakyat banyak dan membangunkan nafsu masyarakat dalam rangka untuk memenangkan dukungan masyarakat. Keempat, demokrasi didasarkan atas sistem partai. Partai-partai dipandang sangat diperlukan untuk kesuksesan demokrasi. Akan tetapi sistem partai telah merusak demokrasi dimana-mana. Partai- partai meletakkan perhatian utama untuk mereka sendiri daripada bangsa mereka. Mereka berkembang diatas ketidaktahuan masyarakat. Kelima, propaganda partai dan sering mengunjungi masyarakat tertentu membutuhkan pengeluaran yang besar. Sebagai contoh di Indonesia, milyaran rupiah tersalurkan untuk setiap lima tahun pemilihan. Jumlah uang yang sangat besar ini dikeluarkan sebagai gaji dan upah para legislator. Dana yang seharusnya dipakai untuk tujuan produktif, dihabiskan dengan sia- sia atas dasar berkampanye dan propaganda partai.

5. Kelebihan Sistem Demokrasi

Menurut Tim Penyusun Modul MGMP PKn SMK Kabupaten Klaten (2012:26), keunggulan demokrasi yaitu:
1) Pemerintah menjalankan pemerintahan sesuai dengan UUD/ konstitusi yang dibuat oleh wakil rakyat.
2) Rakyat sebagai pemegang kekuasaan dalam negara.
3) Rakyat dapar mengawasi jalannya pemerintahan.
4) Pemerintah dibentuk sesuai dengan keinginan rakyat.
5) Karena pemerintah dipilih oleh rakyat, maka harus berusaha meningkatkan kesejahteraan rakyat.

6. Demokrasi dalam Pandangan Islam

Menurut Mujahidin (2007:47), Demokrasi secara prinsipil harus ditinjau dari dua segi, yaitu:
a. Sebagai ideologi. Sebagai ideologi demokrasi berprinsip:
1) Kedaulatan tertinggi ada di tangan rakyat, suara rakyat sebagai suara tuhan.
2) Kemauan rakyat (suara mayoritas) adalah hukum tertinggi dalam merumuskan undang-undang dan hukum yang berlaku dalam negara demokrasi tanpa perduli dengan hukum-hukum islam.
3) Kebenaran tergantung suara mayoritas. Ketiga unsur ini musrik, dan jelas bertentangan dengan syari’at Islam.
b. Demokrasi sebagai mekanisme meraih kekuasaan pemerintah. Beberapa unsur demokrasi memiliki kesamaan sifat dengan sistem pemerintahan dalam Islam:
1) Rakyat memiliki hak mengontrol jalanya pemerintahan dan kebijakan pemerintah.
2) Rakyat memiliki hak memilih pemimpin eksekutif maupun legislatif.
3) Rakyat memiliki hak musyawarah dalam mengelola pemerintah dan negara.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ketiga hal yang bersifat mekanisme ini tidak mutlak bertentangan dengan syari’at Islam, karana Islam memang memerintahkan kepada penguasa untuk menjalankan kekuasaannya dengan bermusyawarah, langsung ataupun tidak langsung dengan rakyat. Menyampaikan pertanggung jawaban terhadap rakyat dan rakyat memberikan kontrol terhadap kinerja para penguasa.

E. Keterkaitan Penggunaan Strategi Active Debate Variasi dengan Penumbuhan Sikap Menghargai Pendapat dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Materi Demokrasi

Berdasarkan urain di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan strategi Active Debate Variasi mempunyai keterkaitan yang erat dengan sikap menghargai pendapat. Strategi Active Debate Variasi dengan segala kelebihannya akan sangat efektif untuk menumbuhkan sikap menghargai pendapat siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan materi demokasi.

BAB III
IMPLEMENTASI

A.    Penerapan Strategi Active Debate Variasi untuk Menumbuhkan Sikap Menghargai Pendapat dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Materi Demokrasi pada Siswa SMK Kelas XI

1.    Pemilihan Strategi Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran merupakan kegiatan untuk menyampaikan materi sekaligus membentuk karekter peserta didik. Proses pembelajaran dapat berjalan efektif jika guru dapat menggunakan strategi pembelajaran yang tepat. Penggunaan strategi pembelajaran yang tepat dapat menunjang tercapainya tujuan pembelajaran yang dikehendaki. Penggunaan strategi Active Debate Variasi dalam pembelajaran sangat efektif untuk menumbuhkan sikap menghargai pendapat antar siswa. Oleh karena itu, dalam makalah ini penulis penggunakan strategi Active Debate Variasi untuk menumbuhkan sikap menghargai pendapat dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan materi demokrasi pada siswa SMK kelas XI.

2.    Penerapan Strategi Active Debate Variasi

Active Debate Variasi diimplementasikan pada siswa kelas XI SMK. Pelaksanaan berlangsung pada tanggal 27 November 2012 jam 12.45-14.15. Adapun Langkah-langkah penerapan strategi Active Debate Variasi untuk menumbuhkan sikap menghargai pendapat dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan materi demokrasi pada siswa kelas XI SMK, adalah sebagai berikut:
a.Guru mengembangkan sebuah pernyataan kontroversial yang berkaitan dengan materi demokrasi. Pernyataan yang dikemukakan guru adalah “Pelaksanaan Demokrasi pada masa Orde Baru lebih baik dari era reformasi”.
b.Guru membagi kelas menjadi dua tim, yakni kelompok "pro" dan "kontra".
c.Berikutnya, guru membuat dua subkelompok dalam masing¬-masing kelompok debat. Setiap subkelompok diminta untuk mengembangkan argumen yang mendukung masing-masing posisi atau menyiapkan urutan daftar argumen yang bisa mereka diskusikan dan seleksi. Setiap subkelompok memilih dua seorang juru bicara pada akhir diskusi.
d.Guru menyiapkan dua kursi untuk para juru bicara pada kelompok "pro" dengan jumlah kursi yang sama untuk kelompok "kontra”. Siswa lainnya duduk dibelakang para juru bicara. Guru memparsipakan lembar observasi untuk menilai sikap menghargai pendapat. Guru memberikan kesempatan kepada para juru bicara mempresentasikan pandangan mereka. Proses ini disebut argumen pembuka.
e.Setelah mendengarkan argumen pembuka, hentikan perdebatan, dan kembali ke subkelompok. Setiap subkelompok mempersiapkan argumen untuk menyanggah argumen pembuka dari kelompok ¬lawan. Setiap subkelompok memilih juru bicara yang baru (yang belum pernah bertindak sebagai juru bicara).
f. Lanjutkan kembali perdebatan. Juru bicara yang saling berhadapan diminta untuk memberikan sanggahan argumen. Ketika perdebatan berlangsung, peserta lain boleh memberikan tanggapan maupun bantahan secara lisan sesudah guru memberikan kesempatan.
g. Guru memberikan penilaian terhadap siswa untuk setiap kemunculan indikator sikap menghargai pendapat saat perdebatan berlangsung. Guru mengakhiri perdebatan pada saat situasi dalam kelas mulai mereda. Guru tidak menentukan kelompok mana yang menang supaya tidak ada kelompok yang merasa kecewa. Kemudian, guru membuat kelas dengan posisi melingkar. Guru memastikan bahwa kelas terintegrasi. Guru meminta siswa duduk berdampingan dengan siswa yang berada di kelompok lawan, proses ini menunjukan bahwa walaupun terjadi peberdaan pendapat di antara kelompok tetapi siswa saling menghargai satu sama lain. Diskusikan tentang sesuatu yang dapat dipelajari siswa dari pengalaman perdebatan tersebut. Guru meminta siswa untuk mengidentifikasi argumen yang paling baik menurut mereka.

B. Hasil Penerapan Strategi Active Debate Variasi untuk Menumbuhkan Sikap Menghargai Pendapat dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Materi Demokrasi pada Siswa SMK Kelas XI

Erwin (2010) menyatakan bahwa untuk mengukur sikap seseorang dapat menggunakan Skala Likert, Skala Guttman, dan Skala Thurstone.
1.    Skala Likert
Skala Likert adalah skala yang menggunakan pertayaan atau pernyataan sebagai istrumen utama. Istrumen dibuat secara pasti dengan pertanyaan atau pernyataan yang bersifat baik atau buruk. Pilihan alternatif jawaban dengan bentuk setuju, setuju, ragu-ragu, sangat tidak setuju.
2.    Skala Guttman
Skala Guttman adalah skala kumulatif yang mengukur satu dimensi saja dari satu variabel yang multi dimensi, sehingga skala initermasuk mempunyai sifat undimensional. Pola pertanyaan yang digunakan dalam Skala Guttman adalah dengan kata pilihan setuju dan tidak setuju.
3.    Skala Thurstone
Skala Thurstone adalah skala yang memberikan peluang kepada responden untuk memelih daftar pertanyaan dan peryataan yang sesuai dengan dirinya. Penilan dalam skala ini tidak diberitahukan terlebih dahulu kepada responden. Pertanyaan atau pernyataan yang dipilih oleh responden dilakukan dengan memberi tanda cek (V) pada lembar yang sudah disediakan.
Berdasarkan teori di atas, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan Skala Liker yang kombinasikan dengan penggunaan lembar pengamatan atau observasi untuk penilaian sikap menghargai pendapat pada siswa kelas XI SMK. Pengkombinasian penilaian ini, dimaksudkan agar hasil yang diperoleh benar-benar objektif.
 Penilaian non test digunakan penulis untuk menilai sikap menghargai pendapat antar siswa. Instrumen yang digunakan adalah dengan menggunakan lembar observasi. Lembar obesrvasi bersikan indikator sikap mengahargai pendapat. Guru bertugas memberikan penilaian  dalam lembar obeservasi untuk setiap pemunculan gejala yang sesuai dengan indikator sikap menghargai pendapat. Adapun contoh tabel lembar observasi adalah sebagai berikut.

Tabel 1. Lembar Observasi Sikap Menghargai Pendapat 

No.    Nama Siswa    Indikator Sikap Menghargai Pendapat    JumlahNilai
Kesediaan mendengarkan pendapat orang lain, Menyampaikan ketidaksetujuan atas pendapat orang lain secara elegan dan sopan, Tidak memotong pembicaraan orang lain   
1.    .........               
2.    .........               
3    .........               
Jumlah               
Prosentase               
Rata-Rata   

Skor untuk masing-masing sikap di atas berupa angka. Akan tetapi, pada tahap akhir skor tersebut dirata-ratakan dan dikonversikan ke dalam bentuk kualitatif.  Skala penilaian dibuat dengan rentangan dari 1 sampai 5. Penafsiran angka-angka tersebut adalah sebagai berikut: 1 = sangat kurang, 2 = kurang, 3 = cukup, 4 = baik, dan 5 = amat baik.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka Skala Liker yang kombinasikan dengan penggunaan lembar pengamatan akan sangat efektif untuk mengukur sikap menghargai pendapat. Hasil pengukuran sikap menghargai pendapat pada siswa kelas XI SMK dapat dilihat dalam lampiran makalah ini.
Pengukuran kecenderungan sikap mengargai pendapat siswa dengan menggunakan grafik sebagai berikut ini.

Gambar 1. Grafik Pengukuran Sikap Menghargai Pendapat
Keterangan:
Siswa yang mendapat nilai 0-33,33 termasuk dalam kategori sikap yang negatif. Siswa yang mendapatkan nilai 33,34-66,66 termasuk dalam kategori sikap ragu-ragu. Siswa yang mendapatkan nilai 66,67-100 termasuk dalam kategori sikap positif.
Pengukuran hasil penerapan strategi Active Debate Variasi untuk menumbuhkan sikap menghargai pendapat dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan materi demokrasi pada siswa siswa kelas XI SMK , dapat dilakukan dengan penggunaan Skala Likert kombinasi lembar obsevasi. Penggunaan grafik didasarkan perhitungan pada lembar obeservasi. Grafik digunakan untuk mengetahui kecendurungan sikap menghargai pendapat dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan materi demokrasi pada siswa kelas XI  SMK.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pemilihan strategi pembelajaran yang tepat dapat menunjang proses pembelajaran agar lebih efektif untuk mencapai tujuan yang dikehendaki. Strategi Active Debate Variasi dapat dijadikan salah satu alternatif bagi guru untuk menumbuhkan sikap menghargai pendapat dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan materi demokrasi pada siswa SMK kelas XI.

B. Saran

1. Terhadap Kepala Sekolah

a. Kepala sekolah harus menjadi pemimpin perbaikan pembelajaran dengan melibatkan para guru.
b. Kepala sekolah diharapkan melakasanakan pemantauan terhadap proses pembalajaran di kelas.
c. Kepala sekolah diharapkan dapat menjalin kerjasama dengan pihak yang terkait dalam upaya memfasilitasi proses pembelajaran sehingga kualitasnya menjadi meningkat.

2. Terhadap Guru

a. Guru diharapkan mampu menciptakan pembelajaran yang bervariasi serta tidak monoton agar tercipta suasana belajar yang kondusif, menarik, dan tidak membosankan.
b. Guru diharapkan menerapkan strategi Active Debate Variasi sebagai salah satu alternatif untuk menumbuhkan sikap menghargai pendapat dalam pembelajaran.
c. Guru hendaknya menjalin hubungan baik dengan siswa ataupun sesama guru agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan optimal dan terjadi keharmonisan antara anggota sekolah.

3. Terhadap Siswa

a. Setiap siswa hendaknya dapat menjalin hubungan yang baik dengan guru maupun bekerja sama dengan teman-temannya agar proses pembelajaran terasa nyaman dan menyenangkan.
b. Siswa hendaknya selalu memperhatikan materi yang disampaikan guru.
c. Siswa hendaknya selalu belajar secara rutin dan berkesinambungan.
Daftar pustaka dapat dilihat pada Sumber Rujukan.

0 Response to "PTK Strategi Active Debate Variasi"

Posting Komentar