Warga Waduk Pluit Siap Mati Pertahankan Tanah

Warga Waduk Pluit Siap Mati Pertahankan Tanah

Warga Waduk Pluit Siap Mati Pertahankan Tanah | Sekitar 100 warga Kebon Tebu, Muara Baru, Pluit, Penjaringan, beraksi menolak penggusuran di depan PT Mandiri Citra Utama (MCU), persis di depan Jalan Raya Pluit, karena mengira Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), ada di lokasi.

Sekitar sepuluh menit kerumunan aksi warga melihat sebuah mobil Nissan X-trail B 52 DKI keluar dari lokasi perusahaan. Keriuhan terjadi akibat teriakan-teriakan warga. Setelah mobil berhenti, Wali Kota Jakarta Utara, Bambang Sugiyono, menggunakan batik biru turun dari mobil menghampiri kerumunan. Warga sempat tidak mengenal dirinya hingga ia meneriakkan "Saya Wali Kota!"

"Saya datang kesini untuk menjelaskan kepada pemilik perusahaan sebab lokasi ini juga kan digusur," ujar Bambang Sugiyono, yang berdiri di depan kerumunan warga Kebon Tebu, Kamis, 25 April 2013.

Bambang mengimbau warga agar tidak terprovokasi pihak-pihak yang berkepentingan. Sebab, menurut Bambang, sekitar 300 kepala keluarga warga Waduk Pluit bagian timur hingga barat saat ini sudah direlokasi ke sejumlah rusun. "Sebagian Rusun Marunda, Rusun Cengkareng, dan Rusun Muara Karang. Sebagian yang pulang kampung sudah kami kasih transportasi untuk pulang kampung," tuturnya.

Ia menambahkan kepada kerumunan warga Kebon Tebu, Muara Baru, normalisasi Waduk Pluit harus dilakukan sebab saat ini luas waduk berkurang menjadi 60 hektar akibat banyak pemukiman warga di sekitar. "Dari 80 hektar berkurang jadi 60 hektar dan kedalaman dari 10 meter menjadi 4 meter," katanya lagi.

Bambang menenangkan warga. Ia menjelaskan, ada dua kelurahan yang mendiami sekitar Waduk Pluit, yaitu Kelurahan Pluit dan Penjaringan. Saat ini hingga bulan depan, penggusuran diutamakan untuk warga Kelurahan Pluit. Sedangkan Kelurahan Penjaringan menunggu rumah susun yang tahun ini akan dibangun di samping Rusun Muara Baru. "Jadi, tenang dulu untuk Kelurahan Penjaringan menunggu rusun itu selesai dibangun baru dibongkar," katanya.

Dalam aksi itu, warga juga mengadukan statemen Ahok yang menyebutkan mereka sebagai komunis akibat meminta ganti rugi atas tanah. Padahal, yang mereka minta adalah ganti rugi bangunan. Namun, Bambang meminta agar warga menghormati Ahok sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta. Warga juga menyampaikan penolakan relokasi ke rumah susun dengan alasan tidak mampu membayar sewa dan meminta dibuatkan rumah hak milik.

Wali Kota menjelaskan relokasi ke rumah susun merupakan upaya Pemprov DKI Jakarta agar masyarakat tidak lagi tinggal ditempat yang tidak layak. Apalagi fasilitas di rusun akan dilengkapi dengan pasar dan puskesmas.

Aksi warga berlangsung sekitar setengah jam sejak pukul 12.30. Warga, baik laki-laki dan perempuan, tua dan muda, serta sejumlah anak-anak, sempat berdorong-dorongan menahan mobil yang ditumpangi Wali Kota keluar menembus kerumunan setelah Wali Kota turun dari mobil tersebut. Namun, petugas kepolisian dari Polsek Penjaringan yang ada di lokasi segera menghentikan keributan itu.

Demikian info mengenai Warga Waduk Pluit Siap Mati Pertahankan Tanah

Sumber :  tempo.co

0 Response to "Warga Waduk Pluit Siap Mati Pertahankan Tanah"

Posting Komentar